LAPORAN
Observasi
Bimbingan dan Konseling di SDN Tegalgunung 2 Blora
Disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen
Pengampu : Drs.Mujiono, M.Pd
Disusun
Oleh :
Nama
: Ulfa Mei Juinda
NIM
: 1401413525
Rombel
:
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sifat dan
sikap anak didik di sekolah berbeda-beda.Semuanya mempunyai kekurangan dan
kelebihan masing-masing tidak ada satupun anak didik yang didalam satu kelas
mempunyai kesamaan yang sama persis satu dengan yang lain meskipun anak itu
kembar sekalipun. Oleh karena itu guru dituntut untuk bisa mengakomodasi
seluruh keunikan peserta didik dengan memberikan bimbingan secara individual serta
mengarahkannya kepada hal yang positif. Tugas ini merupakan bagian dari adanya
program bimbingan dan konseling yang diharapkan bisa mengarahkan dan membimbing
setiap peserta didik ke arah yang lebih positif.
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli
bidang bimbingan
konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian,
pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan
merupakan suatu proses pemberian bantuan.Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa
bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar
dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan
jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan
rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno
dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
norma-norma yang berlaku.
Sedangkan konseling menurut Sertzer & Stone dalam
Smit yang dikutip Prayitno (1994;1001) Konseling diartikan sebagai suatu proses
dimana konselor membantu konseli dalam membuat interpretasi-interpretasi
tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana,
penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya.
Dalam BK seorang guru atau konselor memberikan
beberapa layanan pada peserta didik agar semua masalah siswa mulai dari masalah
individu masalah kelompok masalah pembelajaran dll dapat terselesaikan dengan
tuntas.Dalam memberikan sebuah layanan guru pun harus melakukanya dengan
berbagai cara melalui pendekatan dan menanyakan info tentang anak yang
bermasalah. Bimbingan dan Konseling dilaksanakan melalui berbagai layanan,
dengan mempertimbangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial dan perkembangan
kehidupan pembelajaran serta perencanaan karir. Bentuk pelayanan bagi peserta
didik dapat dikembangkan dengan menggunakan berbagai cara dan variasi sesuai
kebutuhan sekolah, kekhasan atau karakteristik potensi daerah.
Bimbingan di sekolah dasar berlaku untuk semua siswa
yang sekolah di sekolah tersebut, bukan hanya untuk siswa yang bermasalah
maupun yang merasa kesulitan belajar. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai
jenis-jenis Bimbingan dan Konseling yang dapat dilakukan di SD, hambatan, serta
solusinya.
B. Rumusan
Masalah
a.
Apa saja jenis layanan BK yang ada di SDN Tegalgunung 2 Blora ?
b.
Apa saja hambatan dalam pelayanan BK di
SDN Tegalgunung 2 Blora ?
c. Bagaimana solusi guru dalam
menangani hambatan dalam pelayanan BK di SDN Tegalgunung 2 Blora ?
C.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui jenis-jenis Bimbingan dan Konseling yang dapat diterapkan di
SD.
b.
Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD.
c.
Untuk mengetahui solusi bagi hambatan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di
SD.
D.
Metode Penilitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi ini antara lain :
1. Studi pustaka, yaitu mengumpulkan informasi dari buku
atau internet.
2. Observasi, yaitu mendatangi langsung tempat
penelitian.
3. Wawancara, yaitu melakukan tanya-jawab dengan
narasumber
E.
Pelaksanaan
dan Metode Penelitian
Hari, tanggal :Senin, 27 Oktober 2014
Waktu :
Pukul 07.00 - 09.00 WIB
Tempat
: SDN Tegalgunung 2 Blora
F. Lampiran-lampiran Observasi :
1.
Identitas sekolah.
2.
Hasil wawancara dengan guru kelas IV.
3.
Hasil wawancara dengan murid kelas IV.
4.
Surat Pernyataan Observasi dari SD.
5.
Foto-foto observasi.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan
pasal 25 Peraturan Pemerintah No. 28/1990, “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan”.
Bimbingan
adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor/pembimbing kepada klien agar
klien dapat : (1) memahami dirinya, (2) mengarahkan dirinya, (3) memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya, (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya
(keluarga, sekolah, masyarakat), (5) mengambil manfaat dari peluang-peluang
yang dimilikinya dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensinya, sehingga
berguna bagi dirinya dan masyarakatnya. (Supriadi, 2004:207)
Konseling
adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang, dimana
konselor melalui hubungan itu dan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,
menyediakan situasi belajar, dimana konseli dibantu untuk memahami diri
sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaan masa depan yang dapat ia
ciptakan dengan menggunakan potensi-potensi yang dimilikinya, demi untuk
kesejahteraan, baik pribadi maupun masyarakat, dan lebih jauh dapat
belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan
yang akan datang. (Tolbert, 1959)
Bimbingan
dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
(face to face) oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (konseli) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai
potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok
individu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang
optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk
mencapai kesejahteraan hidup.
B.
Landasan
Bimbingan dan Konseling
o PP No. 29/1990 pasal 27 ayat 1
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
upaya menekan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa
depan.
o SKB Mendikbud dan KA BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993
Pasal 1 ayat 4 : Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK kepada sejumlah peserta
didik.
Pasal 1 ayat 10 : Penyusunan program BK adalah membuat perencanaan
pelayanan BK dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karier.
Pasal 1 ayat 13 : Analisis evaluasi BK adalah hasil evaluasi pelaksanaan BK
yang mencakup layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
konseling perorangan, bimbingan kelompok dan bimbingan pembelajaran serta
kegiatan pendukungnya.
C.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Pada jenjang
pendidikan dasar, layanan bimbingan di sekolah dasar bertujuan untuk membantu
siswa agar dapat mencapai tugas – tugas perkambangan yang meliputi aspek
pribadi sosial, pendidikan dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan (
Depdikbud, 1994b dalam Setiawati 2007 ).
Secara garis
besar tujuan dibagi menjadi dua (2) yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Penjelasanya sebagai berikut :
Tujuan umum
bimbingan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangan diri secara
optimal sesuai dengan tahap perkembangan diri secara optimal sesuai dengan
tahap perkembangan dan predisposisi yang dimiliknya, berbagai latar belakang
yag ada serta sesuai dengan tuntutan positif lingkunganya. Sedangkan tujuan
khusus merupakan penjabaran dari tujuan umu yang dimaksudkan untuk membantu
individu agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi
sosial, belajar dan karier.
Dalam aspek
perkembangan pribadi social layanan bimbingan membantu siswa agar dapat :
1. Memiliki pemahaman diri;
2. Mengembangkan sikap positif;
3. Membuat pilihan kegiatan secara sehat;
4. Mampu menghargai orang lain;
5. Memiliki rasa tanggung jawab;
6. Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi;
7. Menyelesaikan masalah;
8. Membuat keputusan secara baik.
Dalam aspek
perkembangan pendidikan, layanan bimbingan membantu murid agar dapat :
1. Melaksanakan cara – cara belajar yang benar;
2. Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan;
3. Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya;
4. Memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian.
Dalam aspek
perkembangan karier, layanan bimbingan membantu murid agar dapat :
1. Mengenali macam – macam dan cirri – cirri dari berbagai jenis pekerjaan;
2. Menentukan cita – cita dan merencanakan masa depan;
3. Mengeksplorasi arah pekerjaan;
4. Menyesuaikan keterampilan, kemampuan, dan minat dengan jenis pekerjaan.
D.
Fungsi
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan
mengembangkan sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan
bimbingan dan konseling dalam setting sekolah. Ada beberapa
fungsi bimbingan yang dikemukakan oleh Aquino dan Alviar
(Thanyawi,1995:39) yaitu pencegahan (preventif), perbaikan (kuratif),
pengembangan (development) dan satu fungsi lagi yang dikemukakan oleh
Prayitno dalam Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Kurikulum 1994
(1998:25) yaitu fungsi pemahaman (informatif).
Menurut
Setiawati (2007:20) fungsi bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan yang akan
mengahsilkan pemahaman tentang sesuatu dengan kepentingan pengembangan siswa.
Pemahaman itu meliputi pemahaman tentang diri sendiri ( potensi dan kelemahan)
dan pemahaman lingkungan ( keluarga, pendidikan, karir, social budaya dan nilai
).
2. Fungsi Preventif (
pencegahan)
Adalah bantuan yang diberikan kepada murid
bertujuan agar murid terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengahambat
perkembangannya. Hambatan seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi,
masalah hubungan social dan sebagainya.
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan
yaitu:
a. Program layanan orientasi yang memberikan kesempatan kepada murid untuk
mengenal sekolah.
b. Program kegiatan atau layanan bimbingan klasikal atau kelompok tertentu,
seperti diskusi, bermain peran dan dinamika kelompok.
c. Program layanan penempatan dan penyaluran baik yang bersifat individu
maupun kelompok seperti pembentukan kelompok belajar, ekstrakulikuler dan
lain-lain.
3. Fungsi Pengentasan
Yaitu pelayanan yang diberikan dengan
tujuan agar masalah yang belom bisa terselesaikan bisa diselesaikan.
4. Fungsi Pemeliharaa dan Pengembangan
Yaitu dapat membantu para konseli dalam
memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan
berkelanjutan.
E.
Pendekatan
dalam Bimbingan dan Konseling
Myrick yang
diperjelas kembali oleh Suryano Kartadinata (1998:15) dan
Ahmad (2005:11-34) dalam Setiawati (2007:3) mengemukakan empat pendekatan
dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu :
1. Pendekatan krisis, dalam pendekatan
krisis pembimbing menunggu munculnya suatu krisis dan dia bertindak membantu
seseorang yang menghadapi krisis itu.
2. Pendekatan Remedial, dalam
pendekatan remedial guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan
atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang nampak.
3. Pendekatan Preventif, mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik dan
mencegah terjadinya masalah itu.
4. Pendekatan Perkembangan, pembimbing yang menggunakan pendekatan ini
beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang
dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan.
F.
Asas
Bimbingan dan Konseling
Asas-asas
dalam Bimbingan dan Konseling adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, ketepaduan,
kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tut wuri handayani (Prayitno,
1999:115).
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Jenis-jenis
Bimbingan dan Konseling di SD
Jenis-jenis
Bimbingan dan Konseling yang diterapkan di SDN Tegalgunung 2 diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Bimbingan
Pribadi
Adalah
layanan BK di SDN Tegalgunung 2 yang di berikan guru untuk mengatasi anak yang
mempunyai kebiasaan menyimpang atau berbeda dengan anak yang lain.Dalam layanan
ini guru sangat berperan dalam memberi bimbingan karena semua yang terjadi di
sekolah adalah tanggung jawab guru.Guru melakukan pendekatan pada anak yang
berperilaku menyimpang,perilaku menyimpang disini seperti suka menyendiri atau
sikap anak yang terlalu nakal.Guru terus mengawasi kegiatan anak baik dalam
proses pembelajaran sampai saat anak sedang bermain.Tujuan dari layanan ini
agar sikap anak dapat berkembang seperti anak yang lainya sehingga anak mudah
bergaul mudah berinteraksi dengan anak yang lain
2.
Bimbingan Sosial
Adalah
sebuah layanan yang di berikan guru BK SD untuk siswa yang mempunyai masalah
dalam interaksinya dengan temanya,orang tua dan lingkunganya.Tujuan dari
layanan ini agar siswa dapat lebih mengenal dan memahami lingkunganya sehingga
siswa tidak menjadi anak yang individualistis
3. Bimbingan
Belajar
Adalah sebuah
layanan yang memberi penambahan jam belajar untuk siswa yang mempunyai
pengetahuan kurang dan penambahan jam belajar untuk anak yang di persiapkan
untuk lomba.Tujuan layanan BK ini agar semua siswa mempunyai pengetahuan yang
merata tidak ada yang terlalu bodoh atau terlalu pintar.Anak yang terlalu
kurang dalam pengetahuanya guru dapat memberi jam tambahan untuk siswa tersebut
dan menyarankan orang tua siswa tersebut untuk selalu mendampingi anaknya dalam
belajar.Sedangkan untuk anak yang di persiapkan untuk lomba OSN pemberian
tambahan belajar tingkat kecamatan Bansari di laksanakan di SDN 1
Campuranom.Lomba yang di persiapkan ada 2 mapel yaitu IPA dan
Matematika,penambahan jam belajar di laksanakan setiap hari jum’at di SDN 1
Campuranom.
4.
Bimbingan
Karier
Jenis-jenis
bimbingan tersebut diterapkan dari kelas I sampai dengan kelas VI. Adapun
penjabaran dari jenis-jenis bimbingan tersebut terdapat dalam Lampiran I
Program Pengembangan Diri Bimbingan dan Konseling.
B.
Hambatan
dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD
Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di SDN Tegalgunung 2 tidak luput dari adanya suatu
hambatan. Salah satu hambatan dalam pelaksanaan program bimbingan tersebut
adalah karena tidak adanya tenaga khusus yang menangani masalah Bimbingan dan
Konseling. Program kegiatan Bimbingan dan Konseling dilakukan langsung oleh
guru selaku wali kelas.
Selain
itu hambatanya adalah waktu. Guru harus
pandai membagi waktu agar pemberian bimbingan pada anak dapat berjalan efisien
dan urusan yang lainya tidak terbengkalai. Apabila guru hanya mampu menangani
beberapa siswa saja maka untuk kasus ringan seperti anak terlambat masuk sekolah
guru memberi hukuman yang mendidik pada siswa tersebut seperti siswa disuruh
menyiram pohon atau mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hal semacam ini
akan membuat anak menjadi jera dan diharapkan sikap anak dapat berubah.
Dan
hambatan yang menjadi utama itu sendiri adalah dari diri dalam anak peserta
didik ( murid). Dalam layanan BK sikap anak sangat di perhatikan,anak yang
mudah di atur memudahkan guru dalam meraih tujuan BK. Akan tetapi jika ada anak
yang susah di atur susah di nasehati ini jelas memberatkan kerja guru BK. Guru
harus menanyakan kepada orang-orang terdekat si anak agar guru bisa mendapat
informasi tentang si anak tersebut. Guru melakukan pendekatan pada orang tua
atau teman akrab si anak dan lingkungan tempat tinggal anak tersebut. Sikap
yang tertutup dari anak juga menyulitkan guru untuk mengetahui kepribadian
anak. Faktor lain yang menyusahkan guru BK adalah banyaknya anak yang harus di
tangani,hal ini jelas akan membuat kerja guru BK lebih berat dan tentunya
menyita waktu. Untuk kasus anak yang ringan bimbingan dapat di lakukan oleh
guru kelas masing-masing akan tetapi untuk kasus yang berat harus di tangani
oleh guru BK sesuai dengan ahlinya.
C.
Solusi
untuk hambatan pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD
Solusi
yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan pelaksanaan program kegiatan
Bimbingan dan Konseling adalah dengan membekali guru kelas dengan pengetahuan
tentang Bimbingan dan Konseling. Karena tidak setiap guru mengerti mengenai
masalah Bimbingan dan Konseling, maka guru selaku wali kelas sama-sama belajar
mengenai Bimbingan dan Konseling. Dengan adanya pengetahuan guru mengenai
Bimbingan dan Konseling, maka guru akan dapat menangani masalah yang terdapat
dalam kelas.Selain itu kita dapat melakukan pendekatan dan pemberian motivasi.
a. Pendekatan
Guru melakukan
pendekatan pada siswa yang bermasalah,melalui pendekatan guru dapat mengetahui
semua masalah yang di hadapi siswa.Dengan metode pendekatan ini siswa akan
merasa nyaman dan tidak ragu untuk menceritakan masalahnya pada guru.Guru
menenangkan anak lalu ia mulai menanyakan masalah yang di hadapi si anak dari
sini guru akan mendapat informasi yang banyak mengenai kegiatan dan sikap si
anak.
b. Pemberian
Motivasi
Guru memberikan
motivasi pada siswa agar siswa merasa usahanya di hargai dengan begitu siswa
dapat merubah sikapnya mulai yang dulu malas-malasan sekarang menjadi
rajin.Serta pemberian reeward atau hadiah untuk anak yang mendapat prestasi
belajar agar anak merasa senang dan anak dapat meningkatkan semangat belajarnya.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Bimbingan
dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
(face to face) oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (konseli) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang
dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu dapat
memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri
serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai
kesejahteraan hidup.
Tujuan umum
bimbingan dan konseling pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan itu
sendiri, karena bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan. Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar
adalah untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang
meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
Hambatan
dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar adalah karena tidak
adanya tenaga khusus yang menangani bagian Bimbingan dan Konseling. Serta ada
dalam anak itu sendiri ( peserta didik) dan waktu. Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar dilakukan langsung oleh guru selaku wali kelas.
Karena tidak setiap guru mengetahui masalah Bombingan dan Konseling, maka guru
harus sama-sama belajar untuk membekali dirinya dengan masalah Bimbingan dan
Konseling.
B.
Saran
· Bagi
mahasiswa yang menjadi calon guru hendaknya mengerti dan memahami jika ada banyak
variasi pelayanan BK di SD.
· Guru
bisa memilih dengan cermat layanan BK mana yang akan digunakan untuk mengatasi
masalah dengan memperhatikan
faktor-faktor yang ada, agar tercipta tujuan yang telah dirancang.
Lampiran-lampiran observasi
di SDN Tegalgunung 2 Blora (Senin, 27 Oktober
2014)
a. Identitas
sekolah
I. Identitas
Sekolah
a. Nama
Sekolah :
SDN 2 Tegalgunung 2 Blora
b. Nama
Kepala Sekolah :
ELLY YUNI ( 1961061398012002)
c. Nomer
Statistik Sekolah :
101031609051
d. Provinsi :
Jawa Tengah
e. Otonomi
Daerah :
Kelurahan
f. Desa
Kelurahan :
Tegalgunung
g. Kecamatan :
Blora
h. Kabupaten :
Blora
i.
Kode Pos :
58219
j.
Status Sekolah : Negeri
k. Akreditasi : B
l.
Tahun Berdiri : 1977
m. Kegiatan
Belajar Mengajar : Pagi
n. Bangunan
Sekolah : Desa
II. Kondisi
Lingkungan Sekolah
a. Situasi
dan Kondisi sekitar sekolah
-
Sebelah utara : Persawahan
-
Sebelah timur : Rumah penduduk
-
Sebelah barat : Rumah penduduk
-
Sebelah selatan : Jalan Raya
III. Keadaan
fisik sekolah
a. Luas
tanah :
1.305 m2
b. Jumlah
ruang kelas :
7
c. Ukuran
ruang kelas :
7x7